Sabtu, 08 November 2014

Arti Dari Sebuah Senyuman

Pagi ini gue lagi males-malesnya belajar Matematika dan gue pun akhirnya mulai terhasut oleh setan yang terkutuk untuk cabut dari kelas, dan melarikan diri ke ruangan favorit gue yaitu Perpustakaan. Oh ya gue lupa ngenalin diri kenalin nama gue Dania, Dania itu gue, kalau loe pernah dengar nama Dania itu gue. Gue salah seorang pelajar biasa dari SMA CHAMAR, ini adalah tahun ke dua buat gue ada di sekolah itu. Gue suka banget sama yang namanya nulis cerpen, Dan kata orang-orang nih gue adalah penulis terhebat di sekolah gue.

Seperti biasa suasana di Perpustakaan masih sepi, sunyi, senyam kayak kuburan. Cuma ada bu Fitri yang duduk di meja Penjaga Perpustakaan. Gue milih duduk di kursi paling sudut ruangan itu. Gue mulai merangkai kata-kata yang gue punya untuk dijadiin sebuah cerpen. Tiba-tiba Suara rusuh datang dari pintu perpustakaan, disana tampak Pak Kepala Sekolah membawa seorang murid sambil mulai mengeluarkan kalimat-kalimat bijaksananya.

“Saya tau kamu anak ketua komite di sekolah ini tapi kamu ngak bisa semena-mena disini mengerti kamu?”
“Iya Pak”.
“Sekarang kamu harus nulis soal Esay ini”.
“Retweet”.
“Retweet itu apa?”
“bapak kepo deh”.
“sudah sekarang kamu lakukan tugas kamu”.
Gue ngak terlalu kehilangan fokus dengan tulisan gue, gara-gara kejadian yang baru saja berlalu. Gue udah bosan nulis dan sekarang kayaknya gue mau baca salah satu buku di perpustakaan.
Gue mulai berjalan menelusuri semua jalan di perpustakaan untuk mencari buku yang gue pinginin. Tak lama gue berkelilingi akhirnya gue menemukan buku yang gue ingin, tapi masalahnya tuh buku berada di rak paling atas. Gue berusaha sekuat tenaga dan berairan keringat untuk menggambil buku itu tapi al hasil gue ngak juga berhasil. Tiba-tiba ada sebuah tangan yang meraih buku itu dan memberikannya ke tangan gue.

“Loeee… makasih ya”.
Alex Diam saja
Alex Cuma menjawab kata terima kasih gue Cuma dengan senyuman.
Jam Istirahat akhirnya datang, gue langsung beranjak ke kelas gue. Gue langsung duduk di bangku gue, tiba-tiba Maia datang dan duduk di sebelah gue.
“Loe cabut kemana? Ke perpustakaan lagi?”
“Nah tu loe tahu. Oh ya loe tahu sama anaknya ketua komite sekolah kita ngak?”
“Tau, namanya Alex dia juga kelas 11 kok. Dia itu udah Cakep, Tajir, Ketua genk Motor lagi”.
“dan juga bandel pastinya”.
“kok loe tahu? Loe kepoin dia ya?”
“Ngak ah, tadi gue lihat dia dihukum sama kepala sekolah”.
“OHHH”

Malam ini gue ketimpa sial, gue disuruh nyokap buat beli sate ayam yang ada di ujung jalan dekat komplek rumah gue. Perjalanan gue masih aman saat pergi, tapi saat pulang perjalanan gue mulai terasa mencekam. Tiba-tiba gue dikerumuni oleh banyak motor balap. Gue panik setengah mati, dan mulai terduduk di jalanan. Tiba-tiba dari belakang datang sebuah motor lainnya dan menghampiri gue dan kerumunan motor lainnya.
“Jangan Ganggu dia, Dia teman gue”.
“Siap Komandan”.
Semua Gerombolan motor itu mulai pergi ninggalin gue kecuali satu motor, tiba-tiba si penggendara motor itu membuka helmnya dan betapa terkejutnya gue ternyata yang ada di balik helm itu adalah Alex. Setelah membuka Helmnya Alex lagi-lagi hanya memberikan sebuah senyuman buat gue. Dan senyuman kali ini benar-benar buat gue ngefly plus bingung setengah mati.
Seminggu Kemudian.
Gue ikut lomba nulis cerpen antar pelajar di Yogyakarta selama seminggu, dan saat tiba di sekolah hal pertama yang gue lakuin adalah pergi ke perpustakaan. Saat gue sampai di ruangan itu entah kenapa gue kecewa saat melihat nggak ada satu orang pun yang ada di ruangan itu.
“ada apa sih sama loe dan, Loe tuh kenapa. Kan biasanya perpustakaan ini emang kosong”.
Tiba-tiba ada seseorang yang berdiri tepat di belakang gue.
“Nyariin gue ya?”
Gue ngak bisa balikin tubuh gue karena Alex sudah beridiri tepat di belakang tubuh gue, dan itu membuat gue ngak bisa ngelakuin apapun.
“Ngak kok, Kata siapa?”
“Kata gue barusan”.
Gue mulai merasa gugup dan akhirnya gue mulai memaksakan diri untuk berbalik dan berjalan pergi tapi tiba-tiba tangan gue ditarik oleh Alex, lagi-lagi Alex ngasih gue Senyuman penuh tanda Tanya itu tanpa ngeluarin sepatah kata pun.
Malam ini di kamar gue Cuma ditemani dengan lantunan suara Sammy Simorangkir dengan semua lagu-lagu galaunya yang tingkat dewa, tiba-tiba HP gue berdering tanda ada panggilan masuk. No Name tulisan itulah yang muncul di layar Hp gue, tak butuh waktu lama gue langsung ngangkat tuh telfon.
“Halooo, Siapa disana?”
Gue ngak mendengar suara apapun selama 2 menit, saat gue mulai bosan teriak HALOO…. HALOO dan akan menutup telfon tiba-tiba terdengarlah suara petikan gitar dan tiba-tiba terdengarlah suara seseorang bernyanyi I WILL FLY dari Ten 2 Five.
Sampai lagu itu berakhir orang yang di ujung sana masih belum mengeluarkan suara, sampai akhurnya dia mengakhiri pangggilan itu.
“Argggghhttt, tuhan kenapa hidup ini penuh dengan tanda Tanya? Alex aja udah buat gue bingung sekarang nih orang lagi tiba-tiba nyanyiin gue lagu. GALAU NIH GUE”.

Keesokan Harinya, Kesengsaraan Hidup gue belum berakhir, Pak Muklis supir gue tiba-tiba jatuh sakit dan dampaknya hari ini gue harus pergi sekolah naik angkot. Saat gue keluar dari pagar rumah dan mulai berjalan tiba-tiba ada sebuah motor yang berhenti di depan gue.
“Naik!!!”
Entah kenapa saat mendengar perintah itu gue langsung nurut dan langsung naik ke motor itu. Gue kayaknya kenal sama motor ini, bukannya ini motornya Alex.
“Lex ini loe kan?”.

Lagi-lagi hanya anggukan kepala yang menjawab pertanyaan gue.
Di sepanjang perjalan gue dan Alex ngak bicara sepatah kata pun. Kami pun akhirnya sampai di parkiran sekolah, saat gue turun dari motor Alex dan ingin berjalan pergi ninggalin Alex yang masih duduk di motornya. Alex narik tangan gue dan itu membuat langkah gue berhenti.
“Dan yang kemarin malam nelfon loe itu gue”.
“Jadi itu loe?”
“Dan gue suka sama loe, loe mau jadi pacar gue kan?”
“Lex loee?”
“gue Cuma butuh jawaban ya atau enggak”.
“Nggak!!”
“Nggak?”
“Ngak ragu buat bilang Iya!”
“makasih ya Dan”.

0 komentar:

Posting Komentar