Jumat, 03 Oktober 2014

Bergadang


Itulah sebabnya kenapa Markawi banyak dikenal oleh guru guru di sekolahnya, bukan karena prestasinya melainkan karena keburukan sifat Markawi yang selalu datang terlambat pergi ke sekolah, karena sering begadang nonton acara Televisi sampai pagi hari. Jarum jam menunjukan pukul 07.00. Markawi baru saja selesai mandi, dengan tergesa gesa Markawi menuju kamar untuk segera memakai seragam sekolah.

Otak Markawi mulai mengeras karena jarum jam yang terus berjalan. Padahal jam 07.20 harus sudah ada di sekolah, kalau telat bakalan ditutup gerbang sekolahnya, Artinya 20 menit lagi bel masuk sekolah dibunyikan. Padahal jarak rumah Markawi sampai ke sekolah 5 km dan butuh 15 menit untuk sampai ke sekolah. Pukul 07.05 Markawi sudah siap untuk berangkat. Tanpa pikir panjang Markawi langsung mengambil sepeda kesayangannya sampai sampai Markawi lupa berpamitan dengan Emaknya.

“Markawi… tunggu dulu! ngapain kamu pakai seragam ini kan tanggal merah?!” Suara Emak menghentikan langkah Markawi

Markawi langsung berlari ke dalam rumah dan melihat kalender, “ooh.. Ternyata benar emang tanggal merah”

Markawi pun ngomong sama Emaknya dengan sedikit rasa malu “Iya Mak, sekarang tanggal merah”
“Mankannya jangan begadang aja! sampai-sampai sekarang gak tau kalau tanggal merah”
“Ah.. gak pa pa Mak, yang penting gak terlambat sekolah lagi dan gak kena hukuman” Bantah Markawi
“Tunjukan prestasimu jangan tunjukan mata lebammu itu, kapan kamu bisa mandiri?”
“Iya Mak Markawi ngerti”

Dan keesokan harinya, entah apa yang dipikirkan Markawi. Markawi lagi lagi bangun kesiangan.
“Aduuuh, Gaswat telat bangun lagi, Gara gara semalem nonton bola” sambil melihat ke arah jarum jam yang menunjukan pukul 06.50 itu. Tentu saja Markawi tergesa gesa lagi dan lansung ke kamar mandi. setelah selesai mandi Markawi memakai seragamnya dan tanpa sarapan, beranjak ke luar dari rumah untuk berangkat ke sekolahdan berpamitan pasa Emaknya yang sedang duduk di depan rumah.

“Mak… Markawi berangkat sekolah dulu”
“Jam berapa ini kok baru bangun?”
“Maaf Mak, Markawi telat bangun”
“Ya, Ampyuuun Markawi kamu telat bangun lagi? mulai besok gak ada Tv Tvan, Tvnya Mau emak jual!”
“Lho tapi Mak?”
“Gak usah tapi tapian, cepet berangkat nanti kamu tambah telat, ini uang jajan buat kamu”
“Iya deh, makasih Mak! Markawi berangkat dulu” Jawab Markawi
“Ya sudah, Hati hati di jalan! jangan ngebut”
“Iya” Ucap Markawi sambil mencium tangan Emaknya

Markawi segera mengayuh sepedanya dengan lincah, 1 menit, 3 menit, 7 menit telah dilaluinya. Di tengah perjalanan Markawi bingung kenapa Dia dilihat banyak orang dengan tertawaan kecil

“Ahh Biarin aja, mungkin karena kegantengan ini yang membuat mereka semua melihat Markawi” Keluh Markawi dalam hati.

Entah kenapa, sepeda Markawi rasanya berat sekali semakin Markawi kayuh semakin malah semakin berat saja. Dan Markawi terkejut karena tiba tiba ban sepedanya bocor. Markawi bingung bukan main keringat dingin mulai bercucuran. Tidak biasanya sepeda markawi seperti ini. Kali ini benar benar tidak bisa diajak kompromi. Sementara Markawi menuntun sepedanya jarum jam terus menunjukan pukul 07.15…

Jantung Markawi berdebar lebih cepat. Markawi mulai lemas karena usahanya berangkat ke sekolah akan telat lagi.

Markawi menengok ke kanan dan ke kiri berharap ada bengkel sepeda. pucuk dicinta ulam pun tak tiba, sepertinya hari ini Markawi akan terlambat sekolah lagi dan bakalan dihukum nyapu halaman sekolah. sama sekali gak ada bengkel. Akhirnya, Markawi menitipkan sepedanya di warung pecel yang tidak jauh dari rumahnya. Markawi mulai berjalan menuju sekolah. Markawi hanya bisa pasrah jika nanti harus dihukum dan ditegur oleh banyak guru.

oh. Tidak bisa!! Markawi benar benar tidak bisa membayangkannya

No.. No.. No

Pikiran Markawi mulai kacau tak karuan

“Aduuh, kenapa tidak ada satu pun teman yang lewat ya? kalu ada kan Markawi bakalan nebeng” Desah Markawi yang masih melangkahkan kakinya

Kali ini Markawi lebih memperceoat langkahnya. Setidaknya, Markawi tidak boleh telat lama lama. Semakin cepat, cepat, dan bertambah cepat. kira kira sudah 10 menit lamanya Markawi berjalan

Akhirnya Markawi sampai di gerbang sekolah, dihentikannya langkah Markawi dan sekolah itu dilihatnya. Ia sedikit heran, kenapa tidak ada satu pun orang yang lalu lalang di dalam sekolah nya

“Apa Markawi sedang berhalusinasi?! kenapa sekolah itu begitu sepi?” pikir Markawi dengan masih berdiri di depan gerbang, Tiba tiba Markawi dikejutkan oleh suara yang tidak asing lagi baginya, ternyata itu suara Pak Man si penjaga toko yang agak judes itu. “ada apa lihat lihat?” tanya si penjaga sekolah
“Pak, tolong bukain gerbangnya, Markawi telat lagi”
“Telat apanya?! ini kan hari minggu?!”
“Haa, Markawi kaget dan langsung melihat kalender yang ada di HandPhonenya, ternyata memang benar ini hari minggu” Keluh Markawi dalam hati
“Ooh… iya Pak ini hari minggu, maaf Markawi lupa, Permisi”
“iya,” jawab penjaga sekolah yang sedikit kesal itu

Huuh, Markawi bisa bernafas lega karena tidak jadi dihukum oleh guru guru tapi Markawi tetap merasa malu itu karena memang kesalahannya sendiri. lalu Markawi mengambil lagi sepeda yang dia titipkan di warung pecel dan dituntunnya karena masih bocor. Di dalam perjalanan Markawi pun sadar mungkin orang orang yang menertawakannya itu itu karena sekarang hari minggu kok pakai seragam sekolah bukan karena kegantengannya. “Tapi kenapa Emak tidak ngasih tau ya kalau ini hari minggu?” Gumam Markawi dalam hati

Sesampainya di rumah dengan sedikit kesal Markawi berbincang dengan emaknya

“Mak… kenapa gak bilang kalau ini hari minggu?”
“Emak emang sengaja Markawi, itulah sebabnya kenapa emak gak bolehin kamu sering begadang, kasihan kan otak kamu dia juga perlu istirahat, dan efeknya kamu sering lupa” Jawab Emak
“iya Mak, Markawi ngerti memang benar lagunya bang haji RHOMA IMARA, begadang jangan begadang kalau tiada artinya”
“RHOMA IRAMA! RHOMA IRAMA! tuh kan kamu lupa lagi?!”
“Enggak kok Mak, Markawi cuma bercanda hehehe ”
“oh, ya udah kan tadi pagi kamu belum sarapan, MAKAN DULU SANAH!”
“Ahh, si Emak juga korban Tv yaa!!”
“Sedikit, hahaha” Markawi dan emak tertawa bersama

Dan sejak saat itu Markawi tidak lagi begadang nonton Tv, karena Tvnya dijual sama Emaknya. Markawi nurut aja, mungkin itu memang jalan terbaik untuknya. Keesokan harinya Markawi tidak lagi bangu kesiangan, markawi sekarang menjadi anak yang rajin meskipun kadang kadang nyuri waktu buat maen Layangan. Makanya temen-temen jangan bergadang ya agar tidak seperti si Markawi nantinya.

0 komentar:

Posting Komentar