Di suatu pedesaan ada seorang anak sebut saja sih Sutisna, sehari-harinya
dia membantu bapaknya ke sawah. Sutisna masih berumur 17 tahun, tiap hari dia
mengabiskan waktunya hanya di sawah dan ditemani oleh seekor kerbau, dan ayah
nya. sedangkan temannya sibuk ke sekolah, Sutisna tidak melanjutkan sekolah
karena orangtuanya tidak mampu membiayai, besar harapan Sutisna untuk bisa
sekolah lagi, karena cita-cit nya ingin menjadi seorang guru, agar bisa
membantu orang yang tak mampu. Sutisna anak pertama dari 3 bersaodara sedangkan
adiknya yang dua masih kecil-kecil.
Suatu hari Sutisna melewati sekolah SMP, sekolah yang diinginkan oleh Sutisna,
dia melihat teman-temannya dengan asik bercanda, dan dia pun termenung sambil
(membanyangkan kapan saya bisa masuk ke sekolah itu), tak lama kemudian
teman-temannya datang menghampiri dia (Sutisna) dan berkata “Sutisna kapan kamu
sekolah, masa yang lain sekolah kamu jadi penggembala kerbau”, sambil ketawa
sih temannya, dengan sedihnya sih Sutisna pergi, dan tak mengihiraukan ocehan
temannya, tapi dia masih terbayang oleh ocehan temannya.
Keesokan harinya si Sutisna, bertanya pada bapaknya
“pak?.. Sutisna, mau sekolah lagi”.
“sekolah dari mana uangnya ntis, sedangkan buat makan kita masih susah”
“tapi Sutisna mau sekolah kaya temen-temen”,
“sedangkan adik kamu ajah masih kecil-kecil”.
“iya, tapi Sutisna mau sekolah pak, Sutisna malu dikatain sama temen-teman
kapan sekolah dan Cuma jadi pengembala kerbau”.
“sudah jangan dengerin temen-temen kamu”,
“pokoknya Sutisna mau sekolah kaya temen-temen”.
Bapak sontak marah, “kamu susah dibilangin” sambil lempar gelas ke tanah
Sutisna serontak pergi meninggalkan rumah
Si Sutisna mengadu pada temannya si kerbau
“kerbau, apa aku salah, jika aku minta sekolah lagi”
“ngoooooo”
“aku ingin kaya temen-temen bisa sekolah”
“ngooooooooo”
Sambil dia tiduran di atas kerbau, tak terasa dia bangun dan terkejut hari
sudah sore, dia ingat harus memberi makan ternaknya.
Akhirnya dia pulang dan sesampai di rumah, dia diam-diam masuk rumah, dan
memberi makan ternaknya, tiba-tiba bapaknya datang dan sambil ngomong.
“dari mana kamu ntis?”,
Sutisna serontak kaget, sambil bilang, “haah, habis dari ladang pak sama si
kerbau”.
“sudah sana mandi, terus makan”.
Sutisna yang tadinya ketakutan. Akhirnya cepat-cepat pergi mandi.
Malamnya si Sutisna di kamar, sambil pegang buku, dia berkata, “ya tuhan
kapan saya bisa sekolah lagi tuhan, Sutisna mau jadi anak pinter tuhan”, dia
menatap langit langit atap rumah yang masih bisa lihat bintang dari kamarnya,
tak disengaja bapaknya dengar dan dia langsung ke kamar Sutisna sambil dia
lihat anaknya, di depan pintu yang terbuka sedikit, dia termenung dengan
kesedihan dan kekosongan dalam pikiranya, dan dalam pikirannya “ya tuhan semoga
saya bisa menyekolahkan anak saya”.
0 komentar:
Posting Komentar